Selasa, 04 Januari 2011

Usaha Pengembangan Wisata Bahari di Bidadari Island Kepulauan Seribu

Usaha Pengembangan Wisata Bahari di Bidadari Island Kepulauan Seribu






Disusun Oleh
Widya Yunita
3SA02
10608126




Universitas Gunadarma
2010

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................... ........ i
Pendahuluan ................................................................... 1
Kajian Teori .................................................................. 3
1. Pengertian Pariwisata....................................................... 3
2. Pengertian Objek Wisata..................................................... 3
3. Pengembangan Objek Wisata................................................... 5
4. Sekilas tentang Pulau Bidadari............................................. 6
Metodologi Penelitian........................................................ 8
1. Rumusan Masalah........................................................... 8
2. Tujuan Penelitian......................................................... 8
3. Metodologi Penelitian..................................................... 8
Pembahasan ................................................................... 9
Daftar Pustaka................................................................ 15






PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari banyak pulau yang kaya akan hasil alamnya. Sumber daya hayati pesisir dan lautan Indonesia seperti populasi ikan hias yang diperkirakan sekitar 263 jenis, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan berbagai bentang alam pesisir atau coastal landscape yang unik lainnya membentuk suatu pemandangan alamiah yang begitu menakjubkan. Kondisi tersebut menjadi daya tarik sangat besar bagi wisatawan sehingga pantas bila dijadikan sebagai objek wisata bahari.

Dalam rangka pemanfaatan kekayaan alam yang ada, saat ini, wisata bahari menjadi pilihan baru dalam dunia pariwisata. Pariwisata ini menawarkan kegiatan wisata seperti wisata alam, pemancingan, berenang, selancar, berlayar, rekreasi pantai dan wisata pesiar. Lokasi wisata bahari itu sendiri, khususnya di Jakarta, terdapat di Jakarta Utara yang berbatasan langsung dengan laut lepas. Kini wilayah tersebut memiliki berbagai objek wisata bahari yang memberikan hiburan tersendiri, misalnya Pelabuhan Sunda Kelapa, Sentra Perikanan Muara Angke, dll.

Tempat pariwisata yang terkenal dengan wisata baharinya terletak di utara Jakarta, khususnya wilayah Ancol. Wisata bahari kini tidak lagi hanya berupa kegiatan yang dilakukan di pantai tetapi berkembang dengan adanya resort yang terdapat di pulau-pulau kecil di tengah laut. Salah satu pulau yang terdapat di Kepulauan Seribu yaitu Pulau Bidadari. Pulau Bidadari tidak hanya sebuah pulau dengan berbagai pilihan resort tetapi sebuah pulau yang memiliki peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik. Pulau ini terletak ditengah laut yang ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit dari dermaga di Ancol. Karena letaknya yang ditengah laut, tidak mudah bagi penyedia wisata menarik minat pengunjung untuk menikmati rekreasi di pulau tersebut. Ketidakmungkinan bagi pengunjung melihat langsung tempat tersebut sebelum mengunjunginya serta perjalanan yang menggunakan perahu boat menjadi salah satu kendala yang dihadapi pihak penyedia wisata. Oleh karena itu, pihak penyedia wisata selalu berusaha melakukan pengembangan di segala aspek wisata bahari yang bertujuan menarik minat wisatawan terhadap wisata bahari di Pulau Bidadari sehingga Pulau Bidadari dapat terus menjadi salah satu contoh inovasi wisata bahari sampai sekarang.





KAJIAN TEORI

1. Pengertian Pariwisata

Secara etimologis kata pariwisata yang berasal dari bahasa sansekerta, yang terdiri dari dua suku kata yaitu masing-masing kata pari dan wisata. Pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata, berarti perjalanan, berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam bahasa inggris. Atas dasar itu, maka kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain.

Menurut Kuncoro (2004:295) kata pariwisata dapat diartikan perjalanan penuh, mulai dari berangkat dari suatu tempat, ke satu atau beberapa tempat lain dan singgah, kemudian kembali ke tempat semula.

Murphy dalam Pitana dan Gayatri (2005), pariwisata adalah keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari perjalan wisata ke daerah tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut dilakukan secara tidak permanen.

Menurut Damanik (2006:1), pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks. Ia terkait erat dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya.

2. Pengertian Objek Wisata

Pengertian objek wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Pengantar Ilmu Pariwisata, Drs. Oka A. Yoeti, 1985).
Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula dinamakan objek wisata (Ilmu Pariwisata, Nyoman S. Pendit, 1994).

Darmadjati dalam Ediwarsyah (1987) memberi batasan tentang pengertian obyek pariwisata adalah : “Pada garis besarnya berwujud obyek, barang-barang mati atas statis, baik yang diciptakan oleh manusia sebagai hasil seni budaya, atau yang berupa gejala-gejala alam yang memiliki daya tarik kepada para wisatawan untuk mengunjunginya agar dapat menyaksikan, mengagumi, menikmati sehingga terpenuhi rasa kepuasan wisatawan-wisatawan itu, sesuai dengan motif kunjungannya”.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa objek wisata atau atraksi wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu untuk menikmatinya serta mendapatkan rasa kepuasan sesuai dengan keinginan wisatawan.

Seiring dengan perkembangan industri pariwisata, muncullah bermacam-macam jenis objek wisata yang lama-kelamaan mempunyai cirinya tersendiri. Perkembangan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang saat ini melakukan perjalanan wisata berdasarkan alasan dan tujuan yang berbeda-beda. Di bawah ini, diuraikan mengenai beberapa jenis objek wisata yang dikelompokkan berdasarkan alasan atau motivasi serta tujuan wisatawan dalam melakukan suatu perjalanan wisata, antara lain:
• Objek Wisata Budaya
Perjalanan ke objek wisata ini dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang, dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain, untuk mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat-istiadat, cara hidup, budaya dan seni mereka.

• Objek Wisata Kesehatan
Perjalanan seorang wisatawan ke objek wisata ini dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan kesehatannya dan untuk beristirahat.

• Objek Wisata Olah Raga
Wisatawan yang melakukan perjalanan ke objek wisata ini mempunyai tujuan untuk berolah raga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olah raga di suatu tempat atau negara tertentu.

• Objek Wisata Komersial
Perjalanan yang dilakukan ke objek wisata ini dengan tujuan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial.

• Objek Wisata Politik
Perjalanan ke objek wisata ini dilakukan dengan tujuan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam peristiwa kegiatan politik.

• Objek Wisata Pilgrim
Perjalanan wisata ke tempat ini sering dihubungkan dengan agama, sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan wisatawan, dan biasanya mempunyai tujuan yang dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman, dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.

• Objek Wisata Bahari
Perjalanan ke objek wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air. Seperti memancing, berlayar, menyelam, berselancar, atau berkeliling melihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air (Ilmu Pariwisata, Nyoman S. Pendit, 1994).

3. Pengembangan Objek Wisata

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan menjadikan maju atau pembangunan secara bertahap, teratur dan berkelanjutan, yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan juga dapat dinilai sebagai respon terhadap perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, di dalam mengupayakan pengembangan, perencanaan yang baik menjadi tindakan yang mutlak dilakukan. Perencanaan yang baik akan menghasilkan suatu strategi pengembangan yang terintegrasi, sehingga sasaran yang akan dituju tercapai dan sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Marpaung (2002:9), Pengembangan kepariwisataan dilandaskan atas usaha-usaha sebagai berikut:
• Memelihara dan membina keindahan alam dan kekayaan serta kebudayaan masyarakat Indonesia sebagai daya tarik kepariwisataan
• Menyediakan dan membina fasilitas-fasilitas transportasi, akomodasi, entertainment, dan pelayanan pariwisata lainnya yang diperlukan termasuk pendidikan pegawai
• Menyelenggarakan promosi kepariwisataan secara aktif dan efektif di dalam dan di luar negeri
• Mengusahakan kelancaran formalitas perjalanan dan lalu lintas para wisatawan dan dengan demikian menghilangkan unsur-unsur yang menghambatnya
• Mengerahkan kebijaksanaan dan kegiatan perhubungan sebagai sarana utama guna memperbesar jumlah dan kelancaran arus wisatawan.

Proses pengembangan pariwisata memerlukan waktu yang cukup panjang dan langkah-langkah yang berkesinambungan. Untuk mewujudkannya diperlukan kerjasama yang baik oleh semua pihak. Dalam hal ini, Hadinoto (1996:26) menguraikan bahwa secara umum ada tiga (3) pihak yang saling berkaitan erat, yaitu:
• Pihak Penyedia Jasa Wisata Langsung, meliputi usaha yang menyangkut perjalanan seperti penerbangan, hotel, transportasi darat lokal, bus perjalanan, restoran dan toko eceran. Usaha-usaha ini memberikan layanan, aktivitas, dan produk yang dibeli atau dikonsumsi langsung oleh orang-orang yang melakukan perjalanan.
• Pihak Usaha Pendukung Wisata, meliputi tour organizer, travel and trade publication, hotel management firm dan travel research firm.
• Organisasi Pengembangan Wisata, meliputi konsultan perencanaan, badan pemerintah, lembaga finansial, developer properti, lembaga latihan dan pendidikan.

4. Sekilas tentang Pulau Bidadari

Pulau Bidadari, sebuah pulau kecil, yang merupakan bagian dari kepulauan seribu yang terletak sejauh 15 km dari Dermaga 17 Marina Ancol. Dalam waktu 20 menit kita dapat tiba di Pulau Bidadari dengan menggunakan speed boat . Pulau Bidadari dikelilingi oleh 3 pulau kecil lainnya, yaitu Pulau Kelor, Pulau Onrust dan Pulau Cipir (Khayangan). Pada awalnya Pulau ini merupakan sebuah pulau kecil tak berpenghuni tempat pembuangan orang-orang berpenyakit kusta pada jaman Belanda yang bernama Pulau Sakit. Nama Pulau Sakit dirasakan kurang cocok untuk dipertahankan sebagai nama objek wisata. Hal itu dikarenakan nama tersebut akan menimbulkan pemikiran negatif pada wisatawan. Wisatawan akan khawatir kalau pulau tersebut benar-benar membawa suatu hal negatif bagi mereka.

Pemberian nama Pulau Bidadari sendiri dirasakan akan memicu keingintahuan wisatawan akan pulau ini. Wisatawan mungkin akan berfikir “apakah disana ada bidadari?” atau “apa pulau tersebut mempunyai kisah tentang Bidadari?”, dsb. Kata “Bidadari” merupakan suatu simbol keindahan, kebaikan serta ketentraman. Disinilah penyedia wisata secara implisit menyampaikan tentang objek wisata yang mereka sediakan.
Semenjak tahun 1974 Pulau Bidadari resmi dikelola oleh PT. Seabreez Indonesia, berdiri tahun 1972, yang merupakan salah satu anak usaha PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Pada tahun 1974, pulau ini disahkan oleh Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin. Kantor pemasaran Pulau Bidadari terletak di Marina Ancol, tidak jauh dari dermaga keberangkatan.

Sebagai objek wisata bahari Pulau Bidadari menyediakan berbagai fasilitas yang berkaitan dengan alam, khususnya laut. Selain itu, terdapat pula beberapa peninggalan sejarah jaman Belanda yang bermanfaat bagi pengetahuan pengunjung. Wisatawan yang ingin menghabiskan waktu lebih lama di Pulau Bidadari pun tak perlu khawatir karena terdapat banyak pilihan resort di pulau ini. Mulai dari resort di darat yang terdiri dari beberapa tipe sampai floating cottages. Pulau Bidadari sendiri sudah dikenal di luar Jakarta. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa wisatawan yang berasal dari luar kota seperti Bandung dan Surabaya.


Visi & Misi
Visi : Memperkenalkan pulau seribu sebagai tempat wisata bahari.
Misi : Meningkatkan pendapatan devisa nasional dan internasional.






Metodologi Penelitian

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti secara khusus ingin menjawab permasalahan yaitu “Bagaimana usaha pengembangan objek wisata bahari di Pulau Bidadari dalam rangka menarik minat pengunjung?”

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari observasi ini antara lain :
1. Mengetahui usaha-usaha pengembangan wisata bahari berupa resort di tengah laut
2. Memenuhi tugas softskill kepariwisataan

4. Metodelogi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi langsung berupa pengamatan langsung pada objek wisata serta mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan permasalahan yang ada pada pihak yang berwenang.





PEMBAHASAN

Pulau Bidadari merupakan salah satu pulau kecil di Kepulauan Seribu yang pada awalnya hanyalah pulau kecil, yang tak berpenghuni, dimana pada jaman VOC tempat ini dijadikan tempat pembuangan orang-orang sakit kusta. Pulau ini kemudian dikembangkan sebagai salah satu objek wisata bahari berupa resort di tengah laut. Pengembangan wisata bahari seperti ini memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, seperti pengalaman yang didapat saat harus menggunakan speed boat untuk sampai ke resort, fasilitas serta suasana yang berbeda, tidak melelahkan, serta sarana edukasi dari segi sejarah yang berbeda dari biasanya.

Sebagai tempat peninggalan Belanda, Pulau Bidadari menyimpan beberapa benda-benda peninggalan Belanda yang menjadi daya tarik alami pertama kali. Benda-benda tersebut antara lain Benteng Mortello, prasasti sejarah, hutan konservasi serta meriam beserta bebeapa pelurunya. Sebenarnya tidak hanya Benteng Mortello saja, disebelah barat Pulau Bidadari terdapat pulau yang menyimpan benda bersejarah berupa benteng peninggalan Belanda juga, yaitu Pulau Onrust, Kelor dan Khayangan. Peninggalan sejarah tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi tempat tersebut serta memberikan nilai edukasi. Beberapa orang awam mungkin saja tidak mengetahui bahwa terdapat benteng peninggalan Belanda di pulau ini karena letaknya yang sulit dijangkau. Untuk itu, pihak pengelola menyedia jasa guide untuk memandu wisatawan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang peninggalan bersejarah tersebut. Sekalipun wisatawan tidak menggunakan jasa guide, wisatawan tetap dapat mendapatkan pengetahuan berupa pengetahuan singkat yang tedapat disetiap benda besejarah.

Benda peninggalan tersebut masih terawat baik hingga sekarang. Namun, dalam perawatannya terdapat perbedaan antara perawatan benda bersejarah di Pulau Bidadari dan di pulau lainnya. Perawatan benda bersejarah di luar Pulau Bidadari, seperti Pulau Onrust, Kelor dan Khayangan, berada di bawah pengawasan langsung Dinas Museum Bahari tanpa perantara manapun. Sementara di Pulau Bidadari menjadi tanggung jawab pengelola pulau tetapi tetap dibawah pengawasan Dinas Museum Bahari. Dalam hal ini, Dinas Museum Bahari bertugas memastikan bahwa benda-benda bersejarah tersebut tidak diubah bentuknya atau terjaga kealamiannya. Pihak pengelola biasanya hanya melakukan pembersihan dan perawatan standar, seperti membersihkan sampah, memberikan himbauan pada para wisatawan untuk menjaga kebersihan serta tidak merusak benda-benda tersebut.

Selain benda bersejarah, sebuah hutan konservasi juga merupakan wisata alam alami yang terdapat di pulau ini. Hutan konservasi ini berisi pohon-pohon, seperti pohon besi, sukun dan buah-buahan lainnya. Hasil panen buah-buahan tersebut dapat dinikmati para wisatawan langsung. Selain itu terdapat beberapa biawak yang memang sejak awal berhabitat di hutan tersebut. Sifat biawak yang takut keramaian membuat wisatawan sedikit kesulitan untuk melihat binatang tersebut. Terdapat sebuah tempat pemberian makan yang digunakan untuk memancing biawak keluar dari hutan dengan menggunakan ayam atau sesuatu yang berbau amis. Sampai saat ini binatang tersebut masih dilestarikan dan terawat dengan baik.

Di bagian belakang Pulau Bidadari terdapat sebuah pantai dengan pasirnya yang putih. Disekitar pantai itu pula kita dapat melihat beberapa ekosistem laut seperti terumbu karang dan rumput laut dari daratan serta segerombolan ikan. Walaupun air lautnya tidak terlalu bening tetapi wisatawan masih bisa melihat kehidupan laut. Letak pantai dan hutan konservasi yang berhadap-hadapan memberikan warna lain bagi wisatawan. Para wisatawan dapat menikmati dua suasana yang berbeda yang bertolak belakang sekaligus dalam satu tempat.

Perkembangan pertama kali dimulai dengan pembangunan cottage atau rumah-rumah kecil dengan berbagai tipe. Secara garis besar tipe cottage di Pulau Bidadari dibedakan menjadi 2 yaitu cottage darat dan floating cottage. Total cottage yang dimiliki Pulau Bidadari saat ini yaitu 49 cottage. Cottage-cottage tersebut terdiri dari 3 tipe yaitu 23 deluxe cottage, 20 family cottage dan 6 suit cottage. Masing-masing cottage memiliki spesifikasi tersendiri. Deluxe cottage merupakan cottage yang bebentuk rumah khas Menado yang bertingkat. Bahan baku pembuatan cottage ini beasal langsung dari Menado, seta ditangani oleh ahlinya. Family cottage memiliki luas yang lebih lebar dari cottage biasanya sehingga keluarga dapat berkumpul di satu ruangan. Sementara suit cottage merupakan cottage kecil yang memuat beberapa orang saja. Cottage tersebut dikonsep sedemikian rupa agar menyatu dengan alam. Untuk itu, kayu menjadi bahan dasar pembuatan cottage. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa resort ini pun memiliki floating cottage. Floating cottage adalah sebuah cottage yang mengapung diatas laut.

Pada awal tahun 2007, beberapa floating cottage hancur disapu ombak laut yang besar karena tsunami kecil dan perubahan cuaca yang ekstrem. Pihak pengelola mengalami kerugian sebesa hampir 2 milyar tetapi mereka tahu betul bahwa hal tersebut merupakan suatu resiko yang harus mereka tanggung berkaitan dengan letak resort ditengah laut. Sampai saat ini, cottage tersebut masih dalam tahap perbaikan karena keterbatasan dana.

Sebuah tempat pariwisata tidaklah lengkap tanpa fasilitas pelengkap yang sesuai dengan tema wisata yang ditawarkan. Ini pulalah yang dilakukan pihak pengelola. Sebagai salah satu tempat wisata bahari, fasilitas-fasilitas utama yang diberikan berupa watersport. Fasilitas watersport di Pulau Bidadari terdiri dari banana boat, jetski, canoe, seightseeing boat, fishing pier, fishing chart, parasailing. Penyediaan fasilitas tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasi wisata yang berbatasan langsung dengan laut.

Pengembangan fasilitas dilakukan dengan terus menambah fasilitas baru yang tidak hanya berhubungan dengan watersport. Sepeda, motor ATV,outbond, karaoke dan billiard merupakan fasilitas lain yang dapat dinikmati. Fasilitas tersebut disediakan bagi pengunjung yang ingin bermain di area daratan pulau Bidadari. Para wisatawan memang dikenakan biaya tambahan setiap menggunakan fasilitas pelengkap. Harganya pun bervariasi tergantung dengan fasilitas itu sendiri. Dalam pengadaan beberapa fasilitas pelengkap, pihak pengelola mengadakan kerjasama dengan pihak luar, misalnya dalam pengadaan fasilitas outbond.

Baru-baru ini pengembangan fasilitas yang dilakukan pihak pengelola adalah fasilitas Swimming with The Dolphin. Dilihat dari segi entertainment, wisatawan dapat menikmati sensasi berenang bersama lumba-lumba dengan suasana yang berbeda, yaitu pinggir laut. Disisi lain keberadaan lumba-lumba ini dapat digunakan sebagai sarana terapi, khususnya bagi anak-anak autis. Lumba-lumba yang ada di pulau ini sudah terlebih dahulu di latih untuk kebutuhan terapi. Namun, tidak menutup kemungkinan manusia normal untuk berenang bersama lumba-lumba ini. Keberadaan lumba-lumba ini berasal dari kerjasama antara pihak PT. Seabreez Indonesia, selaku pihak pengelola, dengan PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Pihak pengelola menyediaan altenatif tempat dan suasana baru bagi fasilitas ini sementara PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. menyediakan lumba-lumba.

Untuk mencapai lokasi Pulau Bidadari diperlukan kendaraan khusus yaitu perahu boat. Setiap pengunjung yang akan berwisata ke Pulau Bidadari dapat menggunakan perahu boat yang sudah disediakan di Dermaga Marina 17, Ancol. Pihak pengelola sendiri memiliki sekitar 6 buah speed boat dengan kapasitas bervariasi. Kapal-kapal itu antara lain Khayangan 5 dan 7 yang berkapasitas kurang lebih 30 orang, Bidek 5, 6 dan 7 dengan kapasitas 50 orang dan Balqis dengan kapasitas 6 orang. Pengecekan atau service atau ngedok kapal sendiri dilakukan setiap setahun sekali. Service kapal dibagi menjadi dua jenis yaitu service ringan dan service berat. Service ringan yaitu pengecekan terhadap mesin-mesin kapal saja, seperti yang dilakukan sebelum pengoperasian kapal. Service berat yaitu pengecekan kapal secara menyeluruh, tidak hanya mesin saja tetapi juga pada badan kapal seperti pengecatan ulang, pemeriksaan bentuk kapal, dll.

Para wisatawan tidak perlu merasa khawatir untuk menggunakan transportasi ini. Semua kapal yang akan berangkat melalui beberapa tahap pengecekan terlebih dahulu sebagai syarat pengoperasian kapal. Salah satunya adalah pengecekan kondisi kapal serta perlengkapan keselamatan kapal, seperti gas pemadam kebakaran, pelampung dan life jacket dengan jumlah yang lebih banyak dari penumpang yang ada. Pelengkapan keselamatan ini diletakkan tiap tempat duduk dan ruangan penumpang sehingga jika terjadi sesuatu, wisatawan tidak kesulitan untuk menyelamatkan diri.
Selain pemeriksaan kondisi speed boat, pihak pengelola harus melaporkan pengoperasian kapal ke pihak berwenang yaitu Sabandar. Sabandar merupakan suatu badan pengawasan pengoperasian kapal laut di bawah Dinas Perhubungan Laut. Sabandar bertugas memantau keadaan laut serta memberikan surat ijin pengoperasian kapal setelah kapal tersebut memenuhi syarat aman sebuah perjalanan. Jika pihak pengelola tidak mendapat ijin beroperasi dari Sabandar maka kapal pun tidak akan beroperasi meskipun pada saat itu sedang ada wisatawan. Biasanya hal tersebut dikarenakan kondisi cuaca serta ombak laut yang sedang tidak bersahabat. Hal tersebut dilakukan karena pihak pengelola lebih mengutamakan keselamatan wisatawan daripada keuntungan yang mereka peroleh.

Keberhasilan perusahaan tidaklah terlepas dari peran penting para karyawannya. Untuk itu pihak pengelola terus berusaha meningkatkan sumber daya manusia melalui training kepariwisataan untuk karyawan. Pengalaman berinteraksi dengan wisatawan, terutama wisartawan asing, juga membantu mereka dalam mengaplikasikan apa yang sudah mereka dapatkan dalam proses training. Usaha meningkatkan sumber daya kayawan sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya kemampuan beberapa karyawan yang berada di Pulau Bidadari menggunakan Bahasa Inggris. Beberapa dari mereka yang awalnya tidak bisa berbahasa Inggris, kini mampu menggunakannya meskipun kemampuan mereka berbahasa Inggris tidak begitu fasih.

Tidak dipungkiri bahwa usaha promosi adalah salah satu hal penting dalam pengembangan pariwisata. Dengan usaha promosi, pihak pengelola dapat menarik minat pengunjung untuk berwisata serta memperkenalkan objek wisata. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempromosikan objek wisata, misalnya brosure dan iklan di media cetak maupun elektronik. Cara tersebut dinilai efektif dalam penyampaian informasi (promosi). Hal tersebut juga dilakukan oleh pihak pengelola Pulau Bidadari. Liputan tentang Pulau Bidadari pernah disiarkan di beberapa saluran televisi sepeto TVRI, Metro Tv, Tv One. Selain itu Pulau Bidadari juga digunakan sebagai lokasi syuting sinetron komedi Jinny Oh Jinny pada tahun 90an.

Selain bekerjasama dengan pihak media elektronik, pihak pengelola juga bekerja sama dengan bridal atau wedding organizer dan event organizer dalam menyediakan paket wedding dan paket liburan. Paket wedding merupakan paket yang diberikan pada pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahannya melaui wedding organisation yang bekerjasama dengan Pulau Bidadari. Paket ini membeikan fasilitas berupa tempat foto pra-wedding dan tempat untuk honeymoon. Pulau Bidadari memberikan beberapa view yang dapat digunakan sebagai latar foto, yaitu pemandangan laut lepas, pantai, hutan serta benteng bersejarah. Ini memudahkan calon pengantin untuk mengambil foto dengan beberapa latar tanpa harus berpindah-pindah tempat.

Beberapa paket perjalanan pun juga ditawakan oleh pihak pengelola untuk memudahkan wisatawan dalam melakukan wisata bahari di Pulau Bidadari. Beberapa paket tersebut antara lain paket individu dan rombongan. Setiap wisatawan yang mengambil paket tersebut dapat pula memilih untuk melakukan one day tour atau menginap. One day tour merupakan perjalanan mengelilingi pulau, untuk individu maupun rombongan, selama satu hari. Wisatawan menuju Pulau Bidadari pada pagi hari dan pulang pada sore hari.

Pulau Bidadari juga sering dijadikan tempat family gathering untuk rombongan suatu perusahaan. Event peusahaan seperti ini dapat melalui event organizer maupun tidak. Perusahaan dapat memilih untuk menggunakan fasilitas apa saja yang akan digunakan di Pulau Bidadari sesuai dengan fasilitas yang tersedia, seperti tempat, panggung, sound sistem, restaurant, ruang rapat, dll. Baik paket individu maupun rombongan mendapat fasilitas welcome dink, transport pp, makan siang dan asuransi. Paket ini tidak termasuk pintu masuk Ancol. Namun, bagi rombongan ditawarkan paket yang sekaligus biaya pintu masuk Ancol. Keuntungan bagi rombongan yang mengambil paket plus pintu masuk Ancol adalah potongan harga 50% pintu masuk Ancol. Jika tidak, rombongan membayar 100% untuk pintu masuk Ancol.

Usaha pengembangan Pulau Bidadari tidak lepas dari hambatan yang ada. Aksesbilitas menimbulkan kekhawatiran di kalangan wisatawan. Biasanya wisatawan merasa takut untuk menyebrangi laut dengan menggunakan kapal, terlebih lagi bagi wisatawan yang baru pertama kali menggunakan speed boat sebagai transportasi. Selain itu, ketersediaan dana dan perijinan juga sedikit menjadi kendala. Tidak dipungkiri bahwa segala usaha pengembangan memerlukan dana yang tidaklah sedikit. Terlebih lagi lokasi objek wisata yang beresiko mengalami kerusakan akibat perubahan cuaca. Selain dana, setiap pengembangan yang dilakukan haruslah mendapat ijin dari pihak berwenang. Tanpa perijinan tersebut, walaupun dana mencukupi, pengembangan tidak dapat dilakukan.

Keberhasilan suatu objek wisata tertumpu pada kepuasan para wisatawan. Untuk itu, Pulau Bidadari sering kali memberikan kuisioner pada setiap wisatawan yang menginap di setiap kamar. Bagi wisatawan yang mengikuti one day tour, pihak Pulau Bidadari menanyakan opini wisatawan secara langsung. Selama ini, wisatawan merasa puas dengan pelayanan Pulau Bidadari. Biasanya para wisatawan memberikan usul berupa penambahan fasilitas hiburan yang terdapat di Pulau Bidadari. Oleh karena itu, sampai saat ini pihak pengelola berusaha memberikan inovasi baru untuk memenuhi kepuasan pelanggan.





Daftar Pustaka

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17036/4/Chapter%20II.pdf
http://www.bidadariisland.com
http://pariwisata.cilacapkab.go.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=60
http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2010/03/15/brk,20100315-232648,id.html
http://kiara.or.id/content/view/175/130/